ARSITEKTUR
BYZANTIUM
2.
Keadaan
Alam
·
Berupa bukit-bukit
·
Terdapat Golden Horn (perairan)
3.
Keadaan
Geologis
·
Konstantinopel dan
wilayah sekitarnya tidak mempunyai batu-batuan yang baik untuk
konstruksi
·
Bahan-bahan penting seperti marmer
didatangkan dari pulau-pulau di Laut Mediterania bagian timur
4.
Sejarah
·
Byzantium merupakan salah satu koloni Yunani
sejak tahun 600 SM dan dijadikan pusat pemerintahan Kekaisaran Romawi pada tahun 330
·
Selama jaman pertengahan (middle ages),
kota ini menjadi benteng pertahanan
orang-orang Kristen dari
serangan bangsa Barbar
dari Barat
·
Honorius, imperior
pertama dari Barat
setelah wilayah dan pemerintahan Kekaisaran Roma dibagi
menjadi dua, memindahkan kediaman
dan pusat pemerintahan
Kekaisaran Barat di
Ravenna, sebuah kota di
pantai Mediterania bagian timur-utara
dari Italia.
·
Sedangkan Konstantinopel tetap
menjadi pusat pemerintahan Kekaisaran Timur
·
Pengaruh Bizantium menjadi dominan dalam
arsitektur
5.
Pengaruh
Bizantium Menjadi Dominan Dalam Arsitektur
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebudayaan Byzantium
antara lain:
• Pengaruh kebudayaan Romawi
• Pengaruh agama Kristen
• Beberapa pengaruh kebudayaan yang
berasal dari Timur
Kota
Ravenna dan Konstantinopel menjadi
poros pemerintahan Byzantium dan
pusat perkembangan budaya serta
arsitektur
6.
Perkembangan
Arsitektur Bizantium
·
Ciri khas bangunan arsitektur Byzantin
terletak pada denah
·
Selain denah, keistemewaan utama
terletak pada bentuk atapnya, yakni pendentive dome
7.
Sosial
Masyarakat
Bizantium adalah
pewaris langsung kekaisaran terakhir Romawi dan merupakan bangsa Kristen yang
pertama. Orang Bizantium mensistemasikan hukum Romawi dan senatnya juga
mencontoh pola senat Romawi, namun masih didukung oleh kaum Biara dan mencari
nasehat dibidang politik pada kaum Mistikus.
Tiga aspek kehidupan
orang Bizantium yang menonjol adalah
keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap).
Kehidupan kota
dipusatkan disekeliling 3 bangunan penting yaitu kelompok gedung Hypodrom, Istana suci kekaisaran dan Gereja
Hagia Sophia, dimana ke 3 bangunan ini mewakili 3 unsur dunia Bizantium
yaitu rakyat, kekuasaan kaisar dan agama. Ketiga gedung ini terletak serasi
berdekatan serta dihubungkan oleh Mese
atau jalan tengah, yaitu suatu jalan yangs selalu dipakai untuk upacara
kenegaraan dan keagamaan (jalan protocol menuju ke bangunan penting).
8.
Seni Dan Arsitektur
Salah satu segi
terpenting bagi kota baru Konstantinopel adalah kota tersebut bukan merupakan
duplikat dari kota Roma yaitu dengan dibangun gereja Kristen pertama Hagia Sophia serta menyelesaikan banyak
gereja lainnya.
Seni dekorasi motif Mosaic yang cemerlang dan gemerlapan berkembang pesat.
Sedangkan Arsitektur bangunan bersegi banyak dengan atap kubah
bermunculan dimanapun, dibukit Yugoslavia, dilembah Rumania digurun Suria
Bizantium yang mengembangkan hirarki bentuk semacam itu.
Hasil pembangunan kota
Konstantinopel, meliputi banyak bangunan antara lain 2 gedung teatre, 8
pemandian umum, 153 pemandian prbadi, 5 lumbung, 8 akuaduk, 14 gereja, 14
istana dan 4388 rumah tinggal yang cukup besar, dan masih banyak lagi fasilitas
umum, misalnya rumah sakit, pasar serta perumahan penduduk yang tidak tercatat
kota menampung sekitar 600.000 orang penduduk.
9.
Karakter
Arsitektur
- Gereja Bizantium merupakan
bentuk Basilika pada mulanya setelah berkembang membentuk polanya sendiri
yaitu pola gereja Byzantium yaitu Kubah Majemuk, kubah Bola serta Denah
terpusat. Karena daerah ini berhadapan langsung dengan daerah Asia Kecil,
maka pengaruhnya banyak yang masuk antara lain, kubah-kubah untuk menutup
denah segi-4 maupun polygonal dari gereja, makam maupun baptistery, hal
ini muali dikembangkan pada abad 5.
- Praktek penggunaan kubah,
memakai konstruksi atap yang sangat sederhana dengan atap kayu aliran
Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari batu.
- Sistem konstruksi beton dari
Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang merupakan ciri dari daerah
timur, menjadi model atap Byzantium yang merupakan
penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi.
- Type-type kubah yang diletakkan
diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecil-kecil diatas, disebut
Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar
atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau
batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang
sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga
menurut ajarannya, sedangkan kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk
menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaic antara Bema atau bilik suci
dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau
penyekat, sebagi screen of picture “tirai”.
- Bentuk Eksterior, kadang tidak
berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk interiornya.
- Arsitektur Bizantium dibagi
dalam 3 periode, yakni periode awal, pertengahan dan akhir.
Periode
Bizantium awal, dari permulaan abad ke 6 sampai
pertengahan abad ke 9 adalah abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika
yang memanjang masih dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat
yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada
salah satu sudut ruangnya,s ehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat
untuk upacara tersebut. Sedangkan salib Yunani yang panjang keempat sayap sama,
lebih cocok digunakan untuk upacara tersebut.
Kebanyakan gereja berukuran kecil, bagian
dalam berkesan terang dan luas karena kesederhanaan bentuk pilaster dan
pelengkung tanpa hiasan serta terang yang diperoleh dari bukaan jendela dan
pintu yang leber, juga lubang-lubang yang dibuat pada atap kubahnya.
Dalam periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad
ke 13 tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini
digunakan 4 gaya terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah
yang dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur
sangkar, sedangkan bagian sudut berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan
mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas. Kesan lembut diperoleh dari
hiasan yang rumit, dan bagian dalam menjadi remang-remang. Sedangkan
kesederhanaan dan ketegasan bentuk pada periode sebelumnya hilang.
Periode
akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan
pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun
dalamnya. Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada
periode akhir mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang
lebih kecil pada masing-masing sudutnya.
10. Analisa Perbandingan
Denah:
§
segi empat polygonal, yang ditutup dengan atap kubah dan kubah kecil
mengelilingi kubah utama, sehingga bentuknya memusat serta simetris.
§
sayap pendek yang sama pasa setiap sisinya, mengambi bentuk cross.
Dinding:
§
Memakai bahan bata, dan dibagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaic
yang terbuat dari pualam warna-warni yangmenggambarkan ajarannya.
Bukaan Pintu dan Jendela:
§
Busur ½ lingkaran dipakai untuk menunjang galery dan bukaan pada pintu dan
jendela
§
Jendela-jendela kecil ½ lingkaran mengelilingi dasar kubah (pendetive)
Atap:
§
metode pembuatan atap dari bahan batu ataupun beton
§
Kubah dibentuk dengan type - simple (biasa ½ lingkaran)
§
melon shaped (kubah belewah)
§
compound (majemuk)
Kolom:
§
kolom-kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya Korintia
dan Komposit.
Sky Line:
§
Secara keseluruhan pandang, gereja izantium merupakan kelompok banyak kubah
yang mengelilingi kubah utama secara simetris, sehingga berkesan vertikal.
11. Bangunan Masa Byzantium
1. Gereja
Hagia Sophia
Dibangun pada masa kaisar pertama
Constantin dan diperbaiki kembali setelah terbakar dan hancur oleh Kaisar
Yustinianus pada tahun 517 AD. Bangunan ini merupakan masterpiece dari masa
Byzantium, terbesar dan tertinggi diantara gereja lain di Konstantinopel. Gerja
ini menjadi pusat pemerintahan dunia Kristen Orthodoks.
Lebar gereja mencapai 305 meter dan
tinggi ± 548 meter, dengan sekeliling dinding yang dihias mosaic warna warni
serta cmerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah Isodorus dari
Miletus dan Anthemius dari Tralles.
Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki
oleh bangsa Turki dan diubah menjadi Mesjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian
yang berhias gambar makhluk hidup.
Dibangun pada masa kaisar pertama
Constantin dan diperbaiki kembali setelah terbakar dan hancur oleh Kaisar Yustinianus
pada tahun 517 AD. Bangunan ini merupakan masterpiece dari masa Byzantium,
terbesar dan tertinggi diantara gereja lain di Konstantinopel. Gerja ini
menjadi pusat pemerintahan dunia Kristen Orthodoks.
Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi ± 548 meter, dengan sekeliling dinding yang dihias mosaic warna warni serta cmerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah Isodorus dari Miletus dan Anthemius dari Tralles.
Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki oleh bangsa Turki dan diubah menjadi Mesjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian yang berhias gambar makhluk hidup.
Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi ± 548 meter, dengan sekeliling dinding yang dihias mosaic warna warni serta cmerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah Isodorus dari Miletus dan Anthemius dari Tralles.
Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki oleh bangsa Turki dan diubah menjadi Mesjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian yang berhias gambar makhluk hidup.
2. Forum
Constantinous
Merupakan forum besar diantara 6 forum
umum kota, didominasi oleh porfir. Disini para kaisar merayakan kemenangannya,
para saudagar bertemu membicarakan usaha mereka dan lain-lain kegiatan
penduduk.
3. Hypodrom
Letaknya berdekatan dengan gereja Hagia
Sophia, bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk pertunjukan pacuan kereta
pada mulanya, selanjutnya berkembang untuk tontonan serbaguna, pertarungan
tombak, akrobat dan lain-lain.
Bangunan ini sangat mirip dengan Circus
Maximus yang ada di Roma, dimana panjang arenanya mencapai 396 meter.